Senin, 20 April 2009
La Takhauf (Jangan Takut).
Di suatu masa, Januari 2009.
Katakutan adalah suatu kelemahan keyakinan
Jika kita telah membaca buku La tahzan, La Tansa, La Tai’as maka kali ini anda akan menikmati buku yang berjudul La Takhauf (Jangan Takut), termasuk jangan takut membaca tulisan ku ini yang masih amatiran. Berangkat dari inspirasi beberapa orang kader dakwah yang sering berinteraksi dengan ku, mereka sering cerita tentang segala kesusahan, keindahan, kebahagiaan di dalam dakwah ini. Tapi dari sekian banyak cerita tak sedikit bertemakan kekhawatiran dan ketakutan dalam menjalani hidup. Kesangsian dan keraguan dalam menerima amanah dari Allah atau kegamangan menjalani kehidupan esok dimana jiwa dan raga ini mengabdi untuk Allah dalam aktivitas dakwah terkadang datang tiba-tiba menyelimuti persepsi kita, sehingga cita-cita dan obsesi yang membentuk mental akan lama tertanam. Sebenarnya semua itu hanya berpangkal dari satu pokok dasar seorang muslim, yakni kebersihan dan kesempurnaan aqidah. Aqidah adalah bagaikan akar pada suatu pohon yang mengambil sari-sari makanan dan mengedarkannya ke seluruh organ tubuh. Jika akar yang tertanam kuat maka pohon akan kokoh tertancap, tidk mudah roboh.
Mari kita nikmati snack gurih ini…
Seperti yang dikatakan Allah kepada Nabi Musa dalam Surat Thaha, agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya dan seketika itu tongkatnya berubah menjadi ular sungguhan yang sangat besar. Jangan takut, ambillah dan peganglah ular itu maka akan kembali menjadi tongkat seperti semula.
Begitulah perumpamaan Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya agar jangan takut, bagaimana dan apapun kondisinya. Nabi Musa dalam kondisi genting itu tidak merasa takut ketika berhadapan dengan fir’aun yang congkak. Keberanian Nabi Musa memegang tongkat itu tak lain adalah bersumber dari dorongan kekuatan aqidah yang kokoh, meskipun secara manusiawi rasa takut itu ada tapi kali ini yang memerintahkan adalah Allah SWT Yang Maha Pencipta.
Takut ada dua macam yaitu, takut thobi’I(manusiawi) dan takut yang tidak manusiawi. Takut yang bersifat manusiawi biasanya terjadi pada rata-rata kebanyakan manusia karena membahayakan, misalnya: manusia takut dikejar anjing, terbakar api, terjatuh dari ketinggian dan lain sebagainya. Takut yang bersifat tidak manusiawi biasanya hanya dimilki oleh beberapa orang saja karena factor-faktor asasi dari keimanan semata, terutama seoarang mukmin yang tidak memilki landasan aqidah secara mapan maka takut semacam ini kerap melanda kebanyakan orang. Adapun yang menjadi ketakutan manusia yang tidak manusiawi diantaranya adalah:
1. Takut mati
2. Takut tidak mendapat rezeki
3. Takut miskin
4. Takut tidak dapat jodoh
5. Takut kepada syaithan dan makhluk ghaib
6. Takut dengan realita kehidupan
7. Takut tidak mendapat kedudukan
8. Takut mendapat tekanan
9. Takut dengan ujian
10. Takut bergaul dengan manusia
11. Takut tidak mendapatkan keturunan
12. Takut tidak mendapat lapangan pekerjaan
13. Takut kehabisan harta
14. Takut kehilangan jabatan
15. Takut digantikan posisi
16. Masih banyak lagi jenis ketakutan lainnya.
Semua takut di atas factor utama yang berperan adalah aqidah yang rapuh.
Selayaknya sebagai seorang mukmin yang memilki aqidah yang kokoh, maka takut yang seharusnya dimilki adalah sebagai berikut:
1. Takut kepada Allah
2. Takut dengan siksa dan azab Allah di neraka
3. Takut dicabut hidayah dan keimanan
4. Takut ibadah tidak diterima Allah
5. Takut jika tidak mendapat ampunan Allah.
6. Takut ilmu tidak bermanfaat.
7. Takut mati su’ul khatimah
8. Takut kembali kepada kekufuran dan kejahiliyaan.
Umumnya ketakutan seperti ini timbul bukan karena tidak adanya keyakinan dan tidak berhusnudzan kepada Allah, tapi katakutan ini muncul karena kwara’an, kecintaan dan ketakutan kepada Allah.
t-@(lu’lu’)
terimakasih kepada all kader dakwah yang telah banyak berdialog denganku, sehingga banyak menghadirkan inspirasi kepadaku.
0 komentar:
Posting Komentar